imshiverspine

Awal

Hai Namu.

I'm here to talk with you. How are you? I hope you are always happy and healthy.

Aku kembali lagi di sini. Sesuai janjiku di tulisan sebelumnya, aku akan melanjutkan ceritaku bersamamu. Aku juga sudah berjanji tidak akan berhenti menulis, dan bicara dengan kamu melalui tulisan ini. Aku percaya kalau tulisan ini positif, suatau hari nanti tulisan ini akan dibaca olehmu. Ini akan membuka jalanku yang seluas-luasnya untuk bisa bertemu kamu.

Ditulisan ini aku mau cerita bagaimana awalnya aku bisa menyukaimu dan juga BTS. Mau dimulai dari mana? Kamu? atau BTS?

Sepertinya kamu lebih memilih aku untuk bercerita tentang kamu terlebih dahulu. Oke baiklah, akan dimulai dari kamu.

Aku tahu tentang BTS itu kira-kira di pertengahan 2019 atau 2020, aku lupa tepatnya kapan. Sejujur aku benar-benar buta soal K-pop. Aku dulu adalah seorang Western garis keras. Aku mengakui kalau dulu aku ini sombong sekali. Aku pernah berkata, “aku tidak akan pernah suka sama artis Korea.” Aku berkata begitu hanya pada diri sendiri, karena bagiku kalau tidak suka ya sebaiknya dipendam saja. Aku cinta damai dan tidak suka keributan.

Aku tahu BTS. BTS pernah kolaborasi sama salah satu brand dari toko online terbesar di Indonesia. Pernah melihat kalian di televisi, iklannya selalu muncul di bioskop sebelum film diputar, dan lagu-lagu kalian yang selalu di putar di mall-mall. Aku sama sekali tidak tertarik, aku bodo amat. Aku tidak penasaran, dan aku tidak akan mencari tahu.

Namun, kamu yang menarik aku untuk menyukai satu hal yang dulunya tidak pernah terbesit dalam pikiranku untuk suka. Jadi semua berawal dari aku yang mulai suka menonton K-drama pada saat awal pandemi melanda dunia, aku pun dulu begitu. Pernah berkata pada diriku sendiri, aku tidak akan pernah mau menonton drama Korea. Itu pasti ceritanya klise, cuma soal percintaan.

I'm totally wrong! K-drama ternyata amat sangat bagus. Gendrenya banyak bukan hanya tentang kisah cinta, dan bahkan ada beberapa drama yang sangat dekat dengan kehidupan. Pada saat itu aku memberitahu diriku sendiri dengan tegas seperti ini, “Yes, janji ya kamu hanya perlu suka dengan K-drama saja. Jangan sampai suka sama idolnya.”

Janji itu berhasil aku pegang sampai tahun 2022. Pada akhir bulan Februari aku terkena masalah. Padahal hidupku sudah banyak masalah, herannya aku masih saja suka cari masalah. Pada saat itu I found you. Aku bertemu dengan kamu hanya secara virtual melalui sosial media. Aku bertemu kamu di Qoura, thanks to Qoura.

Jadi Qoura itu adalah salah satu platfrom sosial media yang menurut aku. Sangat positif. Di sana aku bisa mendapatkan banyak pengetahuan, nasihat hidup, tips-tips untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan sebagainya dari pertanyaan yang diajukan.

Sebenarnya di sana banyak orang-orang yang menjawab soal BTS atau para membernya. Akan tetapi, pada saat itu aku sama sekali tidak berminat untuk membacanya. Entah kenapa di akhir Februari itu aku ingin sekali membaca jawaban dari salah satu pengguna, yang menjawab pertanyaan soal kamu.

Kira-kira begini pertanyaannya :

“Siapakah idol K-POP yang tidak pantas menjadi idol, dalam konteks positif?”

Jawaban yang diberikan oleh si pengguna adalah kata-kata di bawah ini. Kata-kata ini hanya sebagian yang kuingat ya :

“Kim Namjoon atau RM. Dia adalah leader terbaik, auranya RM itu sangat positive vibes. Dia sangat berwibawa, sekalinya berbicara di depan publik semua mata hanya tertuju pada RM. RM juga jenius, sering dijuluki sexy brain oleh Army. RM sangat berkharisma, mungkin ketampanannya tidak sesuai dengan standar Korea. Tapi, RM punya ciri khas sendiri. RM tampannya berbeda. Punya jiwa leadership yang patut diacungi jempol. Fluent in English, RM bisa bahasa Inggris dengan fasih hanya dengan menonton serial friend.”

Hanya itu yang aku ingat.

Aku hanya membaca. Belum penasaran dengan sosok kamu, dan jawaban yang diberikan oleh si pengguna benar-benar positif. Setelah itu entah kenapa rasa penasaran pun muncul. Sampai akhirnya aku memutuskan mencari tahu tentang kamu. Aku pun langsung suka dengan kamu! Benar apa yang dikatakan oleh dia di Qoura kamu benar-benar sempurna.

Kamu terlalu keren di mataku. Sampai aku tidak berani untuk mengkhayal kamu menjadi pacar aku, suami, atau memaksakan diri ingin jodohnya kamu. Aku benar-benar tahu diri. Value aku jauh sekali masih di bawah kamu, aku masih belajar. Kalau kata temanku, memang Namjoon tahu kamu hidup? Aku paham bahwa di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, tapi realitas saja. Aku si orang biasa berjodoh dengan super star bernama Kim Namjoon. Yang ada nanti aku di bully satu dunia.

Kamu tidak perlu khawatir, aku tetap suka kamu. Tidak lebih dari itu. Aku suka sebagai orang yang kagum dengan hal-hal positif yang kamu bagikan pada dunia, dan banyak menginspirasi banyak orang.

Dari situ, aku pun mulai mencari tahu tentang kamu, melihat video kamu, wawancara kamu, dan pada saat kamu speech di Unicef. Ini benar-benar membuat aku kagum, tidak bisa diungkapkan hanya dengan kata-kata. Kamu terlalu bersinar dimataku. Tapi, sinar itu sama sekali tidak membuat aku silau. Sinar kamu benar-benar meneduhkan, terima kasih yah sudah bertahan sampai kamu bersinar seperti sekarang.

Kata-kata yang keluar dari mulut kamu benar-benar seperti magis. Pada saat itu pun aku langsung berkata, “ini yang aku cari.”

Akan tetapi, aku langsung kembali pada kenyataan. Kalau kamu mungkin bisa aku cintai, sayangi, kagumi, atau berharap bisa jadi bagian dari hidupmu. Namun, perlu ditanamkan dalam otakku kalau kamu tidak bisa aku gapai.

Sekali lagi aku hanya sebatas suka terhadapmu, tidak lebih dari itu. Seperti yang aku bilang diawal.

Aku bukannya kehilangan harapan, Namu. Aku sudah dewasa, aku sudah pernah merasakan bagaimana aku dulu dengan biasku, dan pada akhirnya mereka tidak pernah menjadi milik aku. Aku hanya ingin menemukan sosok dirimu, di duniaku. Kamu yang aku butuhkan, jika kamu terlahir sebagai orang biasa bukan RM leader of BTS. Kemudian takdir akan mempertemukan kita, akan kupastikan diriku pasti akan jatuh cinta dengan kamu.

Kalau suatu hari nanti aku mati, lalu aku bereinkiranasi. Aku ingin menjadi orang yang terlahir dekat dengan duniamu, supaya aku bisa mengenalmu secara langsung. Bukan dari media, aku ingin mengenal dirimu secara personal. Aku ingin tenggelam dalam isi kepalamu, aku ingin memotret kamu pada saat kamu berkunjung ke musem. Aku ingin menjadi temanmu untuk bersepeda, pergi ke taman, atau ke perpustakaan untuk membaca buku. Lalu membahas buku yang kita baca.

Sesederhana itu keinginanku, Namu. Aku ingin kamu terlahir sebagai orang biasa, lalu kita bertemu dan membuat cerita.

Kamu adalah sosok yang aku butuhkan di dalam duniaku saat ini. Saat aku dewasa.

Kalau takdir sudah menggariskan kamu bukan untuk aku, aku tidak egoiskan berdoa menginginkan sosok diri kamu di duniaku? Maksudku begini; suatu hari nanti aku akan menikah. Begitu pun dengan kamu, kan? Nah, aku menginginkan sosok seperti dirimu.

Kamu adalah harta karun yang mungkin selama ini aku cari-cari. Sudah lima atau enam tahun aku tidak pernah punya sosok idola. Maksudnya gini, sosok yang benar-benar aku jadikan panutan. Aku masih kok kaya suka sama salah satu anggota band ini dan itu, hanya suka. Selanjutnya aku akan biasa-biasa saja, tidak terlalu mengikutinya. Bisa juga aku ganti lagi orangnya. Aku pikir tidak ada yang bisa menggantikan biasku yang terdahulu, ternyata aku salah. Kamu pemenangnya Namu.

Tujuan aku menulis seperti ini, supaya aku bisa lebih dekat dengan kamu. Kita tidak tahu kan dunia akan memberi kejutan apa. Siapa tahu tulisanku ini bisa sampai ke kamu, mungkin pada saat ini masih menggunakan bahasa Indonesia. Tapi, suatu hari nanti ketika pemahaman bahasa Inggrisku sudah sangat baik, tulisan ini akan kuterjemahkan dalam bahasa Inggris.

Mimpiku sederhana hanya ingin bertemu dengan kamu. Aku menerima kalau dulu aku gagal bertemu dengan Harry Styles. Akan tetapi, untuk kamu boleh kan berusaha lebih keras lagi supaya benar-benar bertemu. Atau setidaknya tulisanku bisa dibaca oleh kamu.

Dari berawal aku suka kamu. Aku pun mulai suka dengan lagu-lagu BTS (masih dalam proses untuk mendengarkan satu-satu lagunya). Sebagai bentuk apresiasiku dengan lagu-lagu kalian, lirik yang kalian buat benar-benar punya arti yang cukup dalam.

Aku suka dengan member yang lain. Jin, V, Suga, Jimin, Jhope, dan Jungkook. Omong-omong Jungkook seumuran denganku. Dia keren dengan umur yang masih sangat muda sudah sampai pada impianku. Aku masih tidak tahu arah hahaha, tapi aku tidak boleh membandingkan diriku dengan orang lain.

Jungkook di umur 15 tahun sudah mengejar karirnya, aku diumur segitu masih menikmati masa-masa remajaku. Masih ngefangirling. Dari sini saja sudah jelas kan kalau garis finish nya pasti tidak akan berhenti di waktu yang sama.

Aku masih tetap waras, dan tetap hidup. Aku sangat bersyukur. Meskipun aku sampai detik ini pun belum sampai pada tujuanku.

Aku senang bertemu dengan kamu. Mengenal kamu sebagai RM atau Kim Namjoon. Aku yang pada awalnya sama sekali tidak peduli tentang BTS, aku mulai suka dengan lagu-lagunya.

Mungkin aku bukan orang yang tahu tentang kalian, saat kalian sedang berjuang. Tapi, aku sangat-sangat mengapresiasi, segala proses, perjuangan, dan pencapaian kalian untuk menjadi yang terbaik di mata dunia. Untuk memberikan energi positif pada orang-orang yang hidupnya dalam kegelapan, menarik mereka keluar bersama-sama menemukan cahayanya.

Kalau di masa depan nanti. Jika alam dan Tuhan mengizinkan kamu dan aku untuk bertemu, di tempat terbaik, dan waktu terbaik. Bolehkah nanti aku meminta waktumu? Untuk kita berdua mengobrol tentang apapun, dalam satu hari itu sebagai dua orang biasa.

Satu hal yang ingin kuberitahu kepadamu, aku ingin melihat kamu main drama. Semoga kamu mau ya, dan aku berdoa akan ada sutradara yang akan menawari kamu untuk main drama. Sangat ditunggu kabar ini, kamu pasti bakal keren banget.

See you, Namu!

Y.

Perasaan Yang Masih Belum Sampai Pada Tujuannya

Hai Namu, aku kembali lagi.

Di tulisanku kali ini, aku tidak akan bercerita tentang aku yang menyukaimu. Tapi, tentang aku yang menyukai seseorang di duniaku. Seseorang yang bisa aku gapai, untuk menjadi pasanganku nanti.

Di tengah malam menuju hari ulang tahunku. Aku berdoa pada Tuhan. Berdoa aku ingin dia untuk menjadi pasanganku kelak. Aku meminta dia untuk menjadi kadoku di usiaku yang menginjak 25 tahun.

Akan tetapi, selang beberapa hari setelah aku berdoa. Tuhan memberikan jawabannya kepadaku. Kalau dia sudah memiliki kekasih. Aku tidak marah sama Tuhan, aku malah bertanya pada diriku sendiri. Apakah aku belum pantas untuk menerima hadiah itu? Aku tidak berprasangka buruk pada Tuhan.

Aku percaya Tuhan punya rencana yang terbaik untuk diriku. Kalau memang benar seperti itu, aku ingin bertanya lagi apakah dia terlalu baik untuk untuk aku? Atau malah sebaliknya?

Kalau memang aku adalah manusia yang masih belum cukup baik, untuk menerima cinta baik. Sampai saat ini pun aku masih dibiarkan sendiri, aku akan menerima dengan lapang dada. Aku hanya minta pada Tuhan untuk membimbingku menjadi orang yang lebih baik lagi setiap harinya, dan yang paling penting adalah niatku berubah bukan karena siapa-siapa. Tapi, karena diri sendiri.

Aku sebagai manusia yang percaya pada salah satu agama, mungkin tanpa sadar aku belum bisa menjadi hamba-Nya yang baik. Aku masih lupa kepada Tuhan, aku kurang ibadah, dan bahkan aku sering meninggalkan Tuhan. Aku mau belajar untuk lebih dekat dengan Tuhan supaya aku bisa mendapatkan rahmat dan berkat dari Tuhan.

Aku harap Tuhan membuka jalanku dalam segala hal, termasuk bertemu kamu.

Bagaimana perasaanku saat mendengar dia sudah memiliki seorang kekasih? Jujur saja perasaanku pada saat itu datar. Kayanya sudah kebal dengan kisah cinta bertepuk sebelah tangan, jadi lebih menerima saja. Aku cenderung lebih berpikir begini, “mungkin ini belum saatnya.”

Doaku mungkin harus di rubah ya? Tidak perlu menyebutkan nama seseroang, cukup berdoa meminta doa kriteria pasangan yang aku inginkan, dan tetap berpasrah pada Tuhan untuk memberikan seseorang yang terbaik menurut-Nya.

Kadang aku pengin berdoa punya pasang kaya kamu, Namu. Tapi, kamu terlalu sempurna buat aku yang banyak kurangnya. Kalau mintanya Kim Nam-joon asli. Aku benar tidak tahu diri hahaha.

Aku berjanji pada diri sendiri dengan siapapun nanti aku akan bersanding, entah orang yang aku harapkan atau bukan. Selama itu terbaik dari Tuhan.

Aku akan belajar untuk menyayangi dia sebaik yang aku bisa.

Aku percaya dia akan datang diwaktu paling tepat. Disaat aku sudah siap dan memang pantas untuk menerimanya.

Pasti ada alasan kenapa sampai sekarang Tuhan belum memberikan kesempatan itu kepadaku. Karena jujur saja, aku sendiri belum bisa menyayangi diriku sendiri dengan baik, aku masih toxic terhadap diriku sendiri. Aku masih malas, suka menunda-nunda, dan masih banyak sekali penyakit dalam diriku yang harus aku sembuhkan.

Aku akan belajar untuk mencintai diriku sendiri. Menghargai, dan mengapresiasi pencapaian sekecil apapun. Karena sebagai manusia, aku sangat berhak mendapatkan itu semua dari diriku sendiri, sebelum dari orang lain.

Oh ya aku bertemu dengan dia pada malam sebelum aku pulang ke kampung halaman. Dalam benakku aku bertanya-tanya, apa yang ada dalam pikirannya saat pertama kali dia bertemu denganku? Aku ingin tahu penilaiannya terhadapku. Kalau dia menyukaiku, itu sepertinya tidak mungkin. Karena itu pertama kalinya kita bertemu.

Kata mamaku, dia diam-diam memperhatikanku dari jauh. Ini sedikit membuatku senang. Akan tetapi, aku langsung buru-buru mengendalikan perasaanku sendiri. Supaya tidak terlalu berharap, karena harapan yang terlalu tinggi itu membuat sakit hati.

Tidak lama setelah pertemuan itu. Aku mendapatkan informasi kalau dia sudah memiliki kekasih.

Aku hanya bisa menerima dengan lapang dada. Aku tidak mau lagi mematahkan hatiku sendiri hanya karena menyukai seseorang yang tidak menyukaiku, apalagi dia sudah punya kekasih.

Aku juga lelah. Lelah berada di fase yang berputar pada pola yang sama. Jatuh hati sendiri, patah hati sendiri, dan menyembukan sendiri.

Baiklah. Teruntuk kamu aku doakan semoga hubunganmu dengan perempuan yang kamu cintai saat ini. Langgeng sampai ke jenjang yang lebih serius. Semoga hubungan kalian berdua selalu diberikan kebahagian dan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Aku ingin minta maaf padamu. Sudah berani meminta pada Tuhan, supaya kamu bisa menjadi pendamping hidupku, orang terakhir yang akan menemaniku sampai akhir hayat. Aku benar-benar minta maaf soal ini. Karena sebelumya memang aku belum tahu kalau kamu sudah memiliki kekasih.

Sedari awal memang seharusnya aku tahu diri. Tahu diri untuk tidak menyukaimu.

Rasa sukaku kepada seseorang. Semakin aku dewasa, semakin sederhana. Aku hanya butuh laki-laki yang baik sepertimu, atau mungkin sifatnya seperti Namu.

Laki-laki yang tahu bagaimana caranya menghormati orang lain.

Cara kamu bersikap pada orang yang lebih tua.

Caramu memperlakukan anak kecil.

Caramu bersosialisasi di lingkungan sekitar.

Kebaikanmu pada salah satu keluargaku, dan juga kamu sudah menganggap mereka sebagai keluargamu.

Aku ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk itu, terima kasih sudah jadi keluarga untuk mereka.

Aku tahu kamu orang baik, keluargamu juga baik. Berkat didikan mereka. Kamu tumbuh jadi orang baik seperti sekarang.

Kamu sudah membuatku yakin bahwa tidak semua yang berkerja sebagai seorang abdi negara, adalah orang yang tidak baik. Seperti yang aku nilai selama ini.

Jadi, berbahagialah dengan cinta yang kamu miliki saat ini. Semoga kebaikan selalu ada dihidupmu.

Satu lagi, semoga ibumu cepat kembali pulih dari sakitnya.

Sekali lagi maaf. Sudah menyukai dirimu.

Aku harap setelah ini tidak ada interaksi di antara kita berdua.

Aku pun tidak akan mencari tahu tentang dirimu lagi.

Aku yakin perasaan ini akan cepat redanya, karena perasaan yang aku miliki belum terlalu jauh, hanya sebatas 'ya aku suka kamu. Ingin mengenalmu.'

Akan tetapi, kamu tahu sendiri belum sempat aku mengenal dirimu—kamu sudah memiliki kekasih.

Aku ingin berhenti di sini. Untuk sementara. Aku tidak ingin menyukai siapapun, atau berharap pada siapapun.

Aku ingin melepaskan segala perasaan ini :

Aku ingin merasa dicintai.

Aku ingin merasa dibutuhkan.

Aku ingin merasa penting dalam hidup seseorang.

Aku ingin dipedulikan.

Padahal aku tidak perlu mencari itu semua dari orang lain, itu semua bisa dimulai dari diriku sendiri.

Doaku untuk sekarang cukup diberikan yang paling terbaik menurut-Nya. Aku percaya pada pilihan Tuhan dan takdir-Nya.

Happy for you both.

Y.

Namu Mari Berkenalan

Hallo Kim Nam-joon! Here I am, your new fan. Tapi, entah kenapa aku lebih suka memanggilmu dengan sebutan, Namu. Namu dalam bahasa Korea artinya pohon, kan? Iya kamu itu seperti pohon kalau melihat kamu itu benar-benar membuatku teduh. Aku tidak sedang gombal, ini sebuah fakta yang aku rasakan ketika melihat kamu.

Perkenalkan namaku Yessi. Aku tinggal di Jakarta. Aku dari lahir tinggal di sini. Kota yang kadang aku benci, tapi entah kenapa kalau sedang jauh darinya aku selalu rindu. Aku selalu ingin kembali ke Jakarta inikah yang disebut cinta dan benci? Kadang-kadang aku ingin sekali tinggal di kota yang berbeda atau luar negeri. Seperti, tinggal di Korea misalnya. Siapa tahu saat aku berada di sana, aku bisa bertemu denganmu hehehe.

Umurku saat ini hanya terpaut tiga tahun darimu, tidak terlalu jauh bukan? Cocoklah kalau kita menjadi teman, di masa depan atau di kehidupan berikutnya. Omonganku tadi hanya bercanda Namu, value milikku masih jauh di bawah kamu. Kalau aku berteman dengan kamu yang ada malah kebanting.

Oh ya, ini pertama kalinya aku menyebut diriku sebagai as a fan idol K-pop. Kamu harus tahu dulu aku pernah berkata pada diriku sendiri seperti ini, “aku tidak akan pernah menonton K-drama ataupun mengidolakan salah satu boy or girl group from Korea.”

Saat aku mengatakan kalimat tersebut, usiaku saat itu masih usia remaja. Remaja yang sedang mencari jati dirinya, remaja yang tidak pernah takut bermimpi, dan remaja yang percaya pada mimpi besarnya. Pada saat itu pun aku punya ambisi yang kuat. Ambisi yang kuat untuk mewujudkan mimpi-mimpiku.

Apakah kamu pernah merasakan kehilangan ambisimu? Seiring dengan bertambahnya usia, dan kenyataan hidup yang tidak sesuai dengan ekspektasimu. Itulah yang aku rasakan saat ini. Aku si dewasa yang kehilangan arah. Yang tidak tahu mau dibawa ke mana hidupku, teman-temanku sudah mencapai ini dan itu, sedangkan aku? Aku masih stuck di sini.

Terkadang aku merindukan diriku yang dulu. Namu, aku dulu punya banyak mimpi. Aku ingin pergi ke ke Inggris, lalu naik London Eye. Aku ingin ke New York atau Manhattan. Ingin mengambil kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi, Sastra Inggris, atau Hubungan Internasional. Aku ingin berkerja di kedutaan besar atau menjadi seorang jurnalis supaya bisa memawancari idolaku.

Saat aku kuliah dulu. Aku malah mengambil jurusan yang sangat bersebrangan dengan jurusan yang ingin aku ambil. Jujur aku menyesal kenapa dulu aku tidak bertekad mengambil jurusan yang aku mau? Aku mengambil jurusan itu, kuakui dulu karena aku tidak ingin jauh dari sahabatku. Menyesal bukan karena jurusannya, biar bagaimana pun jurusan itu sudah memberikan aku ilmu baru, dan aku benar-benar bersyukur dengan ini. Aku menyesal kenapa aku tidak bertekad untuk tetap ambil jurusan yang aku mau.

Aku juga tidak menyalahkan sahabatku. Dia tidak pernah mengajaku, atau memaksaku masuk ke jurusan yang sama dengannya. Ini murni keputusanku. Aku yang tidak punya kendali atas hidupku sendiri pada saat itu. Bahkan sekarang tanpa aku sadari, aku masih belum bisa memegang kendali hidupku sendiri.

Aku punya masalah yang membuat diriku sendiri mengatakan, ini sudah selesai. Aku gagal, aku sudah membuat kesalahan yang fatal. Aku tidak punya tabungan, aku tidak punya apa-apa. Aku benar-benar kehilangan arah dan tidak tahu harus bagaimana lagi. Akan tetapi, aku harus tetap bisa menyelesaikan ini semua. Supaya hidupku tetap berjalan. Aku tahu ini kesalahanku. Tapi, aku harus benar-benar bisa keluar dari masalah ini. Aku harus tetap hidup.

When I have a problem in my life, you come into my life. I found you, Kim Nam-joon. Apakah kamu mau menemaniku di titik terendah dari hidupku? Sampai suatu hari nanti aku menemukan cahaya yang menuntunku untuk bertemu dengan tujuanku. Bahkan mungkin pada saat aku sudah menjadi manusia yang jauh lebih baik dari sekarang, aku akan mengatakan terima kasih kepadamu karena sudah bersedia untuk menemaniku. Meskipun ragamu tidak hadir di sisiku. Tapi, kamu ada. Kamu tinggal di bumi sama sepertiku, dan aku bisa merasakan kehadiranmu dari lirik-lirik lagu yang kamu buat. Terima kasih banyak Namu.

Saat ini usiaku sudah 25 tahun Namu. Aku punya pekerjaan, dan aku bersyukur untuk ini. Namun, sebagai manusia aku tidak munafik. Aku butuh pekerjaan yang lebih baik dari sekarang, tapi aku menyadari bahwa skill yang aku punya belum cukup untuk bersaing di perusahan yang lebih besar. Aku masih kuliah sekarang sudah semester 4, bulan september ini aku semester 5. Aku sudah mengambil jurusan kuliah yang selama ini aku inginkan, aku kuliah di jurusan Sastra Inggris.

Akan tetapi, sampai sekarang aku masih belum tahu tujuanku. Aku rasanya seperti robot yang hanya menjalankan tugas-tugasnya, sebagai seorang pegawai dan juga mahasiswi. Hidupku sungguh tidak berwarna ya Namu, terlalu dark. Kadang ya kalau masalahku terlalu berat, dan sampai membuat kepalaku sakit. Rasanya aku hanya ingin tertidur seharian, berharap pada saat bangun nanti semua masalahku selesai.

But, it's impossible right? Mau tidak mau aku harus menghadapi masalahku, dan menyelesaikannya dengan baik untuk bisa naik ke kelas kehidupan yang lebih baik. Berharap boleh ya Namu? Berharap suatu hari ada keajaiban untuk aku bisa bertemu denganmu, aku ingin bercerita banyak hal denganmu. Ingin sekali bertukar pandangan tentang kehidupan. Tentang apapun, aku ingin mendengar dari sudut pandangmu.

Ada moment di mana diriku ini ingin menyerah. Pernah terbesit beberapa kali untuk mengakhiri hidupku. Tapi, tidak pernah terlaksana. Karena mau sesempit apapun keadaanku, berkali-kali mengatakan ingin menyerah, dan banyak sekali pilihan untuk aku berhenti. Aku tetap memilih untuk melanjutkan hidupku.

Aku tetap melanjutkan hidupku. Meskipun aku sendiri tidak tahu akhirnya akan seperti apa. Yang ada di pikiranku saat ini, aku harus bisa bertahan setiap harinya dalam keadaan apapun. Percaya apapun yang terjadi aku pasti bisa melewatinya. Yang bisa kulakukan saat ini adalah melakukan yang terbaik yang aku bisa lakukan, belajar untuk melihat ke dalam diri sendiri, tidak boleh menyalahkan orang lain, dan belajar untuk memperbaiki kesalahan yang aku buat satu persatu. Satu lagi aku harus bersyukur bahwa sampai saat ini aku masih hidup dalam keadaan baik.

Namu, aku mau kamu tetap bersinar ya. Untuk aku, untuk semua orang yang menyayangimu. Aku ingin kamu ada di sini bersamaku, menemani perjalanan hidupku yang mungkin sedikit membosankan. Aku harap kamu betah dan tidak bosan. Aku sudah resmi menjadi penggemarmu ya?

Senyum kamu jangan pernah hilang ya Namu, karena itu bagian favoriteku. Bukan berarti kamu harus tersenyum terus nanti kering gigi kamu hehehe. Tapi, aku berjanji. Akan tetap bergantung pada diri sendiri, dan tidak terlalu banyak berharap pada orang lain. Bahkan terlalu berhadap kepadamu juga ini tidak boleh. Karena, biar bagaimana pun yang bisa kuharapkan hanya diriku sendiri.

Kamu tetap aku kagumi. Sebagai sosok yang menginspirasi, yang mengajarkan aku caranya berjuang untuk hidupku, belajar mencintai diri sendiri, dan mungkin aku akan belajar banyak hal dari kamu Namu. Aku berterima kasih Tuhan telah menghadirkan sosok kamu ke dunia ini.

Kamu benar-benar orang yang berkharisma, pintar, dewasa, kamu baik, dan kamu punya vibes positive. Kamu adalah sosok yang aku cari selama ini. Aku harap suatu hari nanti aku bisa menemukan sosok dirimu di duniaku. Tidak salah kalau kamu adalah satu manusia yang banyak diinginkan oleh manusia lainnya, di bumi ini. Kamu terlalu sempurna di mata mereka, termasuk aku.

Namu aku ada di sini. Berada di tempat yang jauh darimu. Tapi, jarak bukan masalah bukan? Sinar kamu tetap sampai ke sini. Walaupun aku tidak bisa menyentuhmu. Aku tetap bisa melihatmu dari jauh, dari smartphone, atau laptop.

Aku sangat berterima kasih padamu. Terima kasih sudah menjadi cahaya untuk aku, untuk para penggemarmu, dan untuk semua orang yang ada di dekatmu. Aku berdoa untuk kebaikan dalam hidupmu yang tidak pernah putus. Kamu pantas mendapatkan hal-hal yang baik di dunia ini. Kamu pun berhak mendapatkan cinta dari seseorang yang tulus padamu, seseorang yang mencintaimu bukan karena kamu terkenal. Tapi, karena kamu Kim Nam-joon.

Kamu sudah berjuang cukup baik sejauh ini. Kamu sudah berhasil melewati hal-hal yang paling berat dalam hidupmu, kamu sudah berhasil berdamai dengan dirimu sendiri, kamu sudah mengenal dirimu dengan baik, dan kamu sudah menemukan dirimu yang sesungguhnya. Aku tahu perjalanan kamu menemukan itu semua tidak mudah, dan aku tidak ada pada saat itu. Aku tidak tahu tentang kamu, grup kamu, lagu-lagu kamu, dan perjalanan karirmu untuk bisa seperti sekarang.

Kamu hebat banget, Namu. Kamu pemimpin grup terkeren yang pernah aku temui. Kamu sudah dipaksa dewasa sebelum waktunya, tapi kamu bisa melakukannya dengan baik. orang tua kamu pasti bangga banget, aku saja yang bukan siapa-siapa kamu—bangga banget.

Omong-omong hobi kita sama Namu, kita sama-sama suka baca buku. Dulu... sih aku excited banget sama membaca. Tidak tahu sekarang kenapa jadi biasa saja, entah kenapa sekarang aku kehilangan minat pada hal-hal yang aku sukai.

Itu masih salah satunya, dan masih banyak lagi hal-hal yang dulu benar-benar aku sukai. Tapi, sekarang aku kehilangan minat. Bahkan sekarang pun aku tidak tahu apa yang aku suka.

Yang aku suka ya kamu. Maksudku begini, aku ketika masih remaja. Pernah jadi fangirling pernah punya bias. Suka banget sama dia, dan lebih gilanya aku pengin jadi pacar dia. Padahal semesta juga tahu ya, kalau hal itu mustahil terjadi. Namun, aku yang waktu itu masih remaja, yang belum bertemu dengan kenyataan hidup yang memang tidak selalu indah. Prinsipku pada saat itu yakin dulu saja, aku pasti akan menjadi pacarnya. Akan tetapi, lama-kelamaan semakin aku dewasa. Aku sadar kalau aku ini sudah gila hahaha. Aku sayang biasku dulu ya sebagai fans dan idola gitu, aku malah senang pas tahu dia punya pacar. Sedih pas putus sama pacarnya, padahal mereka cocok banget.

Hal itu terjadi 5 atau 6 tahun lalu. Setelah itu aku tidak pernah lagi suka sama siapa-siapa, nggak pernah ada di fandom mana pun. Hanya suka lagu-lagunya saja, lagu siapapun yang kusuka pasti aku dengarkan sampai bosan.

Aku dulu western garis keras. Aku buta soal Idol K-pop. Aku tidak pernah menonton dramanya, hanya bebarapa filmnya saja. Saat pendemi melanda dunia, dan aku bosan di rumah saja. Aku juga lagi tidak ada mood untuk menonton series western. Aku pun akhirnya mencoba untuk menonton K-Drama.

BOOM!

Aku langsung suka. Karena gendrenya bukan romance, lebih ke action. Ada sih scene romantisnya sedikit-dikit. Aku suka gendre yang seperti ini. Sebenarnya aku suka semua gendre K-Drama. Tergantung dari akunya, suka atau tidak. Perihal film atau drama sebenarnya kembali ke selera masing-masing. Begitu pun dengan musik.

Pada saat itu masih tahun 2020. Sudah cukup aku hanya suka dengan K-drama nya saja. Aku tidak tertarik dengan para idolnya. Akan tetapi, aku malah kena karma sendiri di tahun 2022 aku suka sama kamu. Baru menyadari kalau kamu sekeren itu, kalau lagu-lagunya BTS di setiap liriknya itu punya makna yang dalam.

Nanti ini kulanjutkan ya Namu, di bab selanjutnya. Aku harap kamu tidak jenuh yah mendengar setiap cerita yang aku tuangkan di sini. Aku ingin kamu menjadi temanku bercerita.

Aku percaya. Kalau aku konsisten dengan tulisan ini, tulisan ini akan membawaku bertemu denganmu. Di saat aku sudah selesai dengan diri sendiri, disaat aku sudah kembali menemukan diriku yang hilang, di saat aku sudah berdamai dengan diri sendiri, disaat aku sudah memaafkan diriku, disaat aku sudah menemukan cahayaku, disaat aku sudah bisa menerima diriku sendiri, di saat aku sudah mencintai diriku dengan cara yang baik, dan disaat aku sudah siap dalam segala aspek. Jadi, kalau bertemu dengan kamu seperti diawal aku bilang; aku tidak kebanting.

Kalau bertemu nanti, seperti yang pernah kamu bilang. Kalau kamu ingin bertemu sebagai Kim Namjoon bukan RM. Namu, mari bertemu denganku sebagai orang biasa. Ayo segera bertemu, kita bertukar cerita tentang apapun, dan sekali lagi aku ingin mendengar sudut pandangmu tentang kehidupan secara langsung.

Aku sangat bersyukur bertemu kamu, dan aku suka.

See you Namu.

Y.