Perasaan Yang Masih Belum Sampai Pada Tujuannya

Hai Namu, aku kembali lagi.

Di tulisanku kali ini, aku tidak akan bercerita tentang aku yang menyukaimu. Tapi, tentang aku yang menyukai seseorang di duniaku. Seseorang yang bisa aku gapai, untuk menjadi pasanganku nanti.

Di tengah malam menuju hari ulang tahunku. Aku berdoa pada Tuhan. Berdoa aku ingin dia untuk menjadi pasanganku kelak. Aku meminta dia untuk menjadi kadoku di usiaku yang menginjak 25 tahun.

Akan tetapi, selang beberapa hari setelah aku berdoa. Tuhan memberikan jawabannya kepadaku. Kalau dia sudah memiliki kekasih. Aku tidak marah sama Tuhan, aku malah bertanya pada diriku sendiri. Apakah aku belum pantas untuk menerima hadiah itu? Aku tidak berprasangka buruk pada Tuhan.

Aku percaya Tuhan punya rencana yang terbaik untuk diriku. Kalau memang benar seperti itu, aku ingin bertanya lagi apakah dia terlalu baik untuk untuk aku? Atau malah sebaliknya?

Kalau memang aku adalah manusia yang masih belum cukup baik, untuk menerima cinta baik. Sampai saat ini pun aku masih dibiarkan sendiri, aku akan menerima dengan lapang dada. Aku hanya minta pada Tuhan untuk membimbingku menjadi orang yang lebih baik lagi setiap harinya, dan yang paling penting adalah niatku berubah bukan karena siapa-siapa. Tapi, karena diri sendiri.

Aku sebagai manusia yang percaya pada salah satu agama, mungkin tanpa sadar aku belum bisa menjadi hamba-Nya yang baik. Aku masih lupa kepada Tuhan, aku kurang ibadah, dan bahkan aku sering meninggalkan Tuhan. Aku mau belajar untuk lebih dekat dengan Tuhan supaya aku bisa mendapatkan rahmat dan berkat dari Tuhan.

Aku harap Tuhan membuka jalanku dalam segala hal, termasuk bertemu kamu.

Bagaimana perasaanku saat mendengar dia sudah memiliki seorang kekasih? Jujur saja perasaanku pada saat itu datar. Kayanya sudah kebal dengan kisah cinta bertepuk sebelah tangan, jadi lebih menerima saja. Aku cenderung lebih berpikir begini, “mungkin ini belum saatnya.”

Doaku mungkin harus di rubah ya? Tidak perlu menyebutkan nama seseroang, cukup berdoa meminta doa kriteria pasangan yang aku inginkan, dan tetap berpasrah pada Tuhan untuk memberikan seseorang yang terbaik menurut-Nya.

Kadang aku pengin berdoa punya pasang kaya kamu, Namu. Tapi, kamu terlalu sempurna buat aku yang banyak kurangnya. Kalau mintanya Kim Nam-joon asli. Aku benar tidak tahu diri hahaha.

Aku berjanji pada diri sendiri dengan siapapun nanti aku akan bersanding, entah orang yang aku harapkan atau bukan. Selama itu terbaik dari Tuhan.

Aku akan belajar untuk menyayangi dia sebaik yang aku bisa.

Aku percaya dia akan datang diwaktu paling tepat. Disaat aku sudah siap dan memang pantas untuk menerimanya.

Pasti ada alasan kenapa sampai sekarang Tuhan belum memberikan kesempatan itu kepadaku. Karena jujur saja, aku sendiri belum bisa menyayangi diriku sendiri dengan baik, aku masih toxic terhadap diriku sendiri. Aku masih malas, suka menunda-nunda, dan masih banyak sekali penyakit dalam diriku yang harus aku sembuhkan.

Aku akan belajar untuk mencintai diriku sendiri. Menghargai, dan mengapresiasi pencapaian sekecil apapun. Karena sebagai manusia, aku sangat berhak mendapatkan itu semua dari diriku sendiri, sebelum dari orang lain.

Oh ya aku bertemu dengan dia pada malam sebelum aku pulang ke kampung halaman. Dalam benakku aku bertanya-tanya, apa yang ada dalam pikirannya saat pertama kali dia bertemu denganku? Aku ingin tahu penilaiannya terhadapku. Kalau dia menyukaiku, itu sepertinya tidak mungkin. Karena itu pertama kalinya kita bertemu.

Kata mamaku, dia diam-diam memperhatikanku dari jauh. Ini sedikit membuatku senang. Akan tetapi, aku langsung buru-buru mengendalikan perasaanku sendiri. Supaya tidak terlalu berharap, karena harapan yang terlalu tinggi itu membuat sakit hati.

Tidak lama setelah pertemuan itu. Aku mendapatkan informasi kalau dia sudah memiliki kekasih.

Aku hanya bisa menerima dengan lapang dada. Aku tidak mau lagi mematahkan hatiku sendiri hanya karena menyukai seseorang yang tidak menyukaiku, apalagi dia sudah punya kekasih.

Aku juga lelah. Lelah berada di fase yang berputar pada pola yang sama. Jatuh hati sendiri, patah hati sendiri, dan menyembukan sendiri.

Baiklah. Teruntuk kamu aku doakan semoga hubunganmu dengan perempuan yang kamu cintai saat ini. Langgeng sampai ke jenjang yang lebih serius. Semoga hubungan kalian berdua selalu diberikan kebahagian dan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Aku ingin minta maaf padamu. Sudah berani meminta pada Tuhan, supaya kamu bisa menjadi pendamping hidupku, orang terakhir yang akan menemaniku sampai akhir hayat. Aku benar-benar minta maaf soal ini. Karena sebelumya memang aku belum tahu kalau kamu sudah memiliki kekasih.

Sedari awal memang seharusnya aku tahu diri. Tahu diri untuk tidak menyukaimu.

Rasa sukaku kepada seseorang. Semakin aku dewasa, semakin sederhana. Aku hanya butuh laki-laki yang baik sepertimu, atau mungkin sifatnya seperti Namu.

Laki-laki yang tahu bagaimana caranya menghormati orang lain.

Cara kamu bersikap pada orang yang lebih tua.

Caramu memperlakukan anak kecil.

Caramu bersosialisasi di lingkungan sekitar.

Kebaikanmu pada salah satu keluargaku, dan juga kamu sudah menganggap mereka sebagai keluargamu.

Aku ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk itu, terima kasih sudah jadi keluarga untuk mereka.

Aku tahu kamu orang baik, keluargamu juga baik. Berkat didikan mereka. Kamu tumbuh jadi orang baik seperti sekarang.

Kamu sudah membuatku yakin bahwa tidak semua yang berkerja sebagai seorang abdi negara, adalah orang yang tidak baik. Seperti yang aku nilai selama ini.

Jadi, berbahagialah dengan cinta yang kamu miliki saat ini. Semoga kebaikan selalu ada dihidupmu.

Satu lagi, semoga ibumu cepat kembali pulih dari sakitnya.

Sekali lagi maaf. Sudah menyukai dirimu.

Aku harap setelah ini tidak ada interaksi di antara kita berdua.

Aku pun tidak akan mencari tahu tentang dirimu lagi.

Aku yakin perasaan ini akan cepat redanya, karena perasaan yang aku miliki belum terlalu jauh, hanya sebatas 'ya aku suka kamu. Ingin mengenalmu.'

Akan tetapi, kamu tahu sendiri belum sempat aku mengenal dirimu—kamu sudah memiliki kekasih.

Aku ingin berhenti di sini. Untuk sementara. Aku tidak ingin menyukai siapapun, atau berharap pada siapapun.

Aku ingin melepaskan segala perasaan ini :

Aku ingin merasa dicintai.

Aku ingin merasa dibutuhkan.

Aku ingin merasa penting dalam hidup seseorang.

Aku ingin dipedulikan.

Padahal aku tidak perlu mencari itu semua dari orang lain, itu semua bisa dimulai dari diriku sendiri.

Doaku untuk sekarang cukup diberikan yang paling terbaik menurut-Nya. Aku percaya pada pilihan Tuhan dan takdir-Nya.

Happy for you both.

Y.